http://members.fortunecity.com/ciliwung/Lit http://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakar_fosilologi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Fosil
http://doctorgeologyindonesia.blogspot.com/2010/05/fosil-dan-proses-fosilisasi.html
Tafonomi
Tafonomi, adalah ilmu bahan organik diawetkan setelah kematian dan proses yang mempengaruhi bagaimana tumbuhan dan hewan yang rusak. Kata berasal dari taphos tafonomi Yunani (pemakaman) dan nomos (hukum).
Ini disiplin geologi dinamai pada tahun 1940 oleh Rusia ahli paleontologi IA Efremov, dan dari atas mengabdikan dirinya hanya untuk mempelajari bagaimana hewan dan tumbuhan pergi dari menjadi bagian dari biosfer untuk menjadi bagian dari litosfer , yaitu bagaimana organisme fosil.
Sebuah cabang tafonomin yang muncul dalam beberapa dekade terakhir adalah rättstafonomin, atau tafonomi forensik. Berikut adalah mempelajari kimia, fisik dan perubahan biologis bahwa tubuh manusia tertentu mengalami dari segar melalui berbagai tahap dekomposisiuntuk skeleterade. Anda bisa menggambarkannya sebagai ekologi mayat. Salah satu faktor penting dalam dekomposisi tubuh adalah serangga, yang merupakan penurunan terbesar biomassa. Hak Entomologi adalah cabang entomologi berurusan dengan serangga menjajah dan memecah sel-sel, dan analisis serangga untuk menentukan berapa lama berlalu sejak kematian terjadi.
paleobiologi
Ketika kita meneliti sejarah fosil dan ciri-ciri struktural tetumbuhan yang hidup di darat, gambaran lain yang tidak sesuai dengan ramalan evolusionis muncul. Tiada satu fosil pun membenarkan bahkan satu saja cabang “pohon evolusi” tumbuhan yang Anda lihat pada hampir setiap buku pegangan biologi. Sebagian besar tumbuhan memiliki bekas-bekas yang berlimpah dalam catatan fosil, namun tidak satu pun fosil adalah bentuk peralihan antara satu dan lain spesies. Semua diciptakan khusus dan dari awal sebagai spesies yang sepenuhnya tersendiri, dan tiada kaitan evolusi di antara spesies. Sebagaimana diakui ahli paleontologi evolusi, EC Olson, “Banyak kelompok baru tumbuhan dan hewan muncul tiba-tiba, kelihatannya tanpa moyang yang dekat.”
Ahli botani Chester A. Arnold, yang mengkaji fosil tumbuhan diUniversity of Michigan, membuat ulasan berikut ini:
Telah lama diharapkan bahwa tetumbuhan yang punah pada akhirnya akan mengungkapkan sebagian tahap yang dilalui kelompok-kelompok yang kini ada selama perjalanan perkembangannya, tetapi harus diakui secara terbuka bahwa idam-idaman ini telah dipenuhi sampai ke taraf yang amat sedikit, meskipun penelitian paleobotani telah mengalami kemajuan selama lebih dari seratus tahun.
Fosil paku-pakuan dari Zaman Karbon ini ditemukan di daerah Jerada, Maroko. Yang menarik adalah fosil ini, yang berumur 320 juta tahun, mirip dengan paku-pakuan yang ada sekarang. |
Penemuan-penemuan fosil yang paling jelas membantah pernyataan-pernyataan tentang evolusi tumbuhan adalah fosil-fosil tumbuhan berbunga, atau angiospermae. Tetumbuhan ini dibagi menjadi 43 keluarga (famili), masing-masing muncul tiba-tiba, tanpa jejak “bentuk peralihan” sederhana apa pun sebelumnya dalam catatan fosil. Hal ini disadari pada abad ke-19, dan karena itu, Darwin melukiskan asal usul angiospermae sebagai “teka-teki yang mengerikan.” Semua penelitian yang dilakukan sejak masa Darwin sekadar menaikkan tingkat kegelisahan yang ditimbulkan teka-teki ini.Di dalam bukunya The Paleobiology of Angiosperm Origins(Paleobiologi Asal Usul Angiospermae), ahli paleobotani evolusi NF Hughes membuat pengakuan ini:
… Akan tetapi, dengan beberapa pengecualian rincian, kegagalan menemukan penjelasan yang memuaskan masih terjadi, dan banyak ahli botani telah menyimpulkan bahwa masalah ini tak bisa dicari pemecahannya dengan memanfaatkan petunjuk fosil.
Di dalam bukunya The Evolution of Flowering Plants (Evolusi Tetumbuhan Berbunga), Daniel Axelrod mengatakan hal ini tentang asal usul tetumbuhan berbunga:
Kelompok moyang yang memunculkan angiospermaebelum ditemukan di dalam catatan fosil, dan tak satu juaangiospermae hidup menunjuk ke kaitan moyang sedemikian.”
Statigrafi
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisanbatuan untuk menjelaskan sejarah Bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan. mu stratigrafi muncul di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah William Smith. Stratigrafi adalah ilmu mengenai strata. Stratum adalah suatu layer batuan yang dibedakan dari strata lain yang terletak di atas atau dibawahnya. William Smith, “Bapak stratigrafi”, adalah orang yang pertama-tama menyadari kebenaan fosil yang terkandung dalam sedimen. Sejak masa Smith, stratigrafi terutama membahas tentang penggolongan strata berdasarkan fosil yang ada didalamnya. Penekanan penelitian stratigrafi waktu itu diletakkan pada konsep waktu sehingga pemelajaran litologi pada waktu itu dipandang hanya sebagai ilmu pelengkap dalam rangka mencapai suatu tujuan yang dipandang lebih penting, yakni untuk menggolongan dan menentukan umur batuan. Bagi para ahli geologi itu, “stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari strata dan berbagai hubungan strata (bukan hanya hubungan umur) serta tujuannya adalah bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan mengenai sejarah geologi yang terkandung didalamnya, melainkan juga untuk memperoleh jenis-jenis pengetahuan lain, termasuk didalamnya pengetahuan mengenai nilai ekonomisnya” (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 9). Konsep stratigrafi yang luas itu dipertahankan oleh subkomisi tersebut yang, sewaktu memberikan komentar terhadap berbagai definisi stratigrafi yang ada saat itu, menyatakan bahwa stratigrafi mencakup asal-usul, komposisi, umur, sejarah, hubungannya dengan evolusi organik, dan fenomena strata batuan lainnya (International Subcommission on Stratigraphy and Terminology, 1961, h. 18).
LITOLOGI
a. | Batuan sedimen yang ada dibedakan menjadi 4 kelompok berdasarkan kelulusannya terhadap air, yaitu : | |
| - | Lanau (silt), pasir (sand), kerikil (gravel) dan kerakal (pebble) atau dikenal juga dengan sebutan endapan kipas alluvium |
| - | Tufa berbatu apung (pumice tuff), batu pasir tufaan (tuffaceous sandstone), konglomerat (conglomerate), breksi andesit (andesitic breccias), dan sisipan batu gamping (limestone), terdapat di sebelah selatan Tangerang (sekitar Gorowong). Batuan ini merupakan batuan setengah padu (semi consolidated) sampai padu (consolidated), yang mempunyai kelulusan terhadap air antara rendah sampai sedang. |
| - | Komplek perselang-selingan sedimen antara napal (marl), serpih (shale), lempung (clay), batu lempung (claystone), batu pasir (sandstone), dan tufa berbatu apung (pumiceous tuff). Terutama terdapat di sebelah tanggara Citeureup. Batuan ini merupakan batuan padu dengan tingkat kelulusan terhadap air rendah. |
| - | Batu gamping terumbu pejal (massive reef limestone). Terdapat di sebelah Timur Citeureup, dan merupakan batuan padu dengan tingkat kelulusan terhadap air rendah sampai tinggi. |
| | |
b. | Batuan gunung api dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan kelulusannya terhadap air, yaitu | |
| - | Batuan gunung api muda (young volcanic deposits) yang terdiri dari lahar (lahar), breksi tufaan (tuffaceous breccia), lava (lava), dan lapili (lapilli). Penyebarannya terdapat di sebelah Gunung Pangrango mulai dari sekitar |
| - | Batuan gunung api kuarter tua (old quaternary volcanic rocks), terdiri dari lahar, lava, breksi. Pada umumnya merupakan batuan setengah padu sampai padu dengan kelulusan rendah sampai sedang. |
| - | Lava bersusun andesit (lava of andesitic composition) terdapat di sekitar puncak gunung Salak. Batuan ini mempunyai kelulusan rendah. |
KORELASI UNIT STRATIGRAFI
Korelasi adalah sebuah bagian fundamental dari stratigrafi, dan lebih lagi merupakan usaha dari stratigraphers dalam membuat unit stratigrafi yang formal yang mengarah pada penemuan praktis dan metode yang dapat dipercaya untuk korelasi unit ini dari suatu area dengan lainnya (Boggs, 1987).
Dalam korelasi stratigrafi, pemahaman kita tentang korelasi sangat dipengaruhi oleh prinsip dasar, konsep baru dan peralatan analisa (analytical tools) sehingga bisa dihasilkan metode baru dalam korelasi.
Definisi dan Prinsip Korelasi
Korelasi ialah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan-satuan stratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu (Sandi Startigrafi Indonesia, 1996).
Menurut North American Stratigrafi Code (1983) ada tiga macam prinsip dari korelasi:
1. Lithokorelasi, yang menghubungkan unit yang sama lithologi dan posisi stratigrafinya.
2. Biokorelasi, yang secara cepat menyamakan fosil dan posisi biostratigrafinya.
3. Kronokorelasi, yang secara cepat menyesuaikan umur dan posisi kronostratigrafi.
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Sisa-sisa organisme.
2. Terawetkan secara alamiah.
3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
4. Berumur lebih dari 11.000 tahun.
Fosilisasi
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:
1. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
2. Mengalami pengawetan
3. Terbebas dari bakteri pembusuk
4. Terjadi secara alamiah
5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.
Fosil hidup
Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.
Tempat penemuan fosil
Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.
Proses terbentuknya fosil
Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.
Pemanfaatan fosil
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.[1]
Fosil kayu
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pohon yang telah membatu dari California
Fosil kayu yang membatu adalah sejenis fosil, yaitu fosil kayu di mana semua bahan organiknya telah digantikan oleh mineral (biasanya sejenis silikat, seperti quartz), dengan struktur kayu tetap terjaga. Proses fosil terjadi di bawah tanah, ketika kayu terkubur di bawah lapisan sedimen. Air yang banyak mengandung mineral masuk ke dalam sel-sel tanaman dan sementaralignin dan selulosa membusuk, mereka digantikan oleh batu.
FOSIL dan PROSES FOSILISASI
isa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan ini dinamakan fossil, sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi.
Fossilisasi dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu:
1. penggantian (replacement), penggantian mineral pada bagian yang keras dari organisme seperti cangkang. Misalnya cangkang suatu organisme yang semula terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silica.
2. petrifaction, bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral yang terlarut dalam air sedimen.
3. karbonisasi, daun atau material tumbuhan yang jatuh ke dalam lumpur rawa, terhindar dari oksidasi. Dan pada saat diagenesa, material itu diubah menjadi cetakan karbon dengan tidak mengubah bentuk asalnya.
4. pencetakan, pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut, sehingga terjadilah rongga, seperti cetakan (mold) yang bentuk dan besarnya sesuai atau sama dengan benda salinya. Apabila rongga ini terisi oleh mineral maka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar